Selasa, 15 Desember 2015

Israel, Petinggi Militer Nigeria & Amerika di Belakang Pembantaian Muslim Syi’ah Nigeria


Apa yang sesungguhnya terjadi di Nigeria pada sore di hari Minggu, 13 Desember 2015 itu?

Pada hari Kamis, acara peringatan Arbain Imam Husain di Nigeria selesai. Acara itu dihadiri lebih dari 10 juta orang menurut perkiraan organisasi Harakat Islamiyyah di Nigeria yang dikepalai oleh Syekh Ibrahim Az-Zakzaki sejak empat puluh tahun lalu.

Pemimpin organisasi yang secara resmi didirikan pada tahun 1970 ini mulai menganut mazhab Syiah pasca kemenangan Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979.

Sehari setelah acara peringatan Arbain, Jumat 04/12/2015, sekelompok orang bersenjata menembakkan timah panas ke Masjid kampung Gobari pada saat jamaahnya melaksanakan shalat Jum’at.

Disebabkan penembakan tersebut empat orang meninggal dunia dan sejumlah besar lainnya luka-luka. Kejadian ini berulang kembali pada hari Jum’at berikutnya, 11 Desember 2015, di kampung, waktu, dan tempat yang sama. Kelompok bersenjata kembali datang pada hari tersebut, lalu memberondongkan timah panas terhadap jamaah yang sedang melakukan shalat. Mereka pun berhasil membunuh delapan orang dan menyebabkan sejumlah besar lainnya mengalami luka-luka.

Kampung Gobari terletak sekitar 30 kilometer dari kota Zaria, pusat pemukiman para pengikut mazhab Ahlulbait dan pusat aktivitas organisasi Harakah Islamiyyah yang berjarak sekitar 400 kilometer dari ibukota negara, Aboda.

Sabtu, 12 Desember 2015, pukul 15:00, sejumlah pasukan kepolisian tampak mengepung Husainiyyah Baqiyatullah di kota Zaria yang pada saat itu sedang dipersiapkan untuk kegiatan perayaan Maulid Rasulullah saw yang akan dimulai pada awal bulan Rabi’ul Awwal yang biasa dilaksanakan di setiap tahun. Acara perayaan ini biasa dihadiri oleh kaum lelaki dan perempuan yang berasal dari dalam dan luar kota.

Husainiyyah Baqiyyatullah merupakan Husainiyyah pertama dan terpenting di Nigeria. Di tempat ini biasa diselenggarakan program-program dan kegiatan-kegiatan besar. Sebelumnya, pernah terjadi penyerangan terhadap Husainiyyah ini pada momen peringatan hari Solidaritas Internasional untuk Al-Quds, satu setengah tahun lalu, dan melenyapkan nyawa sejumlah peserta kegiatan ini di antaranya tiga orang anak pemimpin organisasi tersebut.

Setelah dua jam pasukan militer mengepung Husainiyyah Zaria yang terdiri dari beberapa tingkat itu, mereka mulai menembakkan senjata hingga menyebabkan puluhan orang dari kalangan laki-laki, perempuan dan anak-anak meninggal dunia dan sejumlah orang lainnya terluka.

Ketika kaum perempuan keluar seraya meneriakkan takbir (Allahu Akbar) dan yel-yel lainnya, pasukan tentara menggiring sejumlah orang dari mereka ke sebuah pos militer yang mana kemudian diketahui bahwa mereka telah dibunuh di pos tersebut namun jumlah mereka tidak diketahui.

Sebelum waktu Magrib, sekitar pukul 19:00, Husainiyyah Baqiyatullah dikepung secara keseluruhan dan dilempari geranat sebanyak 5 kali. Akibatnya, sebagian tembok bangunan Husainiyyah Baqiyatullah hancur.

Pengepungan pun terus berlangsung, bahkan lebih diperluas hingga meliputi sudut-sudut kota, jalan-jalan yang menuju ke Husainiyyah, rumah Syekh Ibrahim Zakzaky, area pemakaman pahlawan Jannatu Daar Ar-Rahmah, dan sebuah bioskop.

Pada malam harinya, mereka (tentara) mulai menembakkan senjata dan menyerang rumah Syekh Ibrahmi Zakzaky pada saat shalat Shubuh dan terus berlangsung hingga sekarang.

Hingga saat ini, telah jatuh banyak korban tewas di antaranya Syaikh Muhammad Mahmud Tori, DR. Mushthofa Said, dokter pribadi Syekh Ibrahim Zakzaky yang telah mengabdi kepadanya selama 37 tahun, dan sejumlah besar para pejabat penting organisasi serta korban-korban tewas lain yang diperkirakan jumlah mereka lebih dari 300 jiwa.

Penyerangan-penyerangan ini menyebabkan kerusakan bangunan Husainiyyah Baqiyatullah dan rumah Syekh Ibrahim Zakzaky. Dalam penyerangan ini, tentara menggunakan tank-tank baja, alat-alat militer, dan bom-bom. Selain itu, pasukan tentara pun melakukan penganiayaan terhadap para peserta acara yang datang dari kota-kota lain dengan cara menghentikan mobil-mobil mereka lalu membunuh mereka di tempat.

Informasi-informasi terkait disebarkan secara tidak resmi dikarenakan adanya blokade berlapis terhadap wilayah penyerangan dan terbunuhnya sejumlah orang yang menjadi para narasumber berita.

Tentara ini dikenal memiliki hubungan erat dengan Amerika dan Israel yang tampak jelas sekali di Nigeria. Diperkirakan operasi ini dijalankan secara independen oleh pihak militer karena hingga sekarang pemerintah belum menyatakan sikap apapun, terutama Presiden Nigeria, Muhammad Bukhari, yang telah bertemu dengan Sayyid Ali Khamenei di Tehran pada dua minggu yang lalu.

Hingga akhir penulisan laporan ini, kami belum memiliki informasi akurat apapun tentang nasib Syekh Zakzaky dan Istrinya. Tapi diduga bahwa putra terbesarnya (tertuanya) telah bergabung dengan kafilah para syahid. Laporan ini ditulis oleh para pelajar Harakah Islamiyyah Nigeria di Qum Al-Muqaddasah, Iran. Top of Form

Solidaritas warga India & Indonesia untuk Nigeria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar