Apa yang sesungguhnya
terjadi di Nigeria pada sore di hari Minggu, 13 Desember 2015 itu?
Pada hari Kamis, acara
peringatan Arbain Imam Husain di Nigeria selesai. Acara itu dihadiri lebih dari
10 juta orang menurut perkiraan organisasi Harakat Islamiyyah di Nigeria yang
dikepalai oleh Syekh Ibrahim Az-Zakzaki sejak empat puluh tahun lalu.
Pemimpin organisasi yang
secara resmi didirikan pada tahun 1970 ini mulai menganut mazhab Syiah pasca
kemenangan Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979.
Sehari setelah acara
peringatan Arbain, Jumat 04/12/2015, sekelompok orang bersenjata menembakkan
timah panas ke Masjid kampung Gobari pada saat jamaahnya melaksanakan shalat
Jum’at.
Disebabkan penembakan
tersebut empat orang meninggal dunia dan sejumlah besar lainnya luka-luka.
Kejadian ini berulang kembali pada hari Jum’at berikutnya, 11 Desember 2015, di
kampung, waktu, dan tempat yang sama. Kelompok bersenjata kembali datang pada
hari tersebut, lalu memberondongkan timah panas terhadap jamaah yang sedang
melakukan shalat. Mereka pun berhasil membunuh delapan orang dan menyebabkan
sejumlah besar lainnya mengalami luka-luka.
Kampung Gobari terletak
sekitar 30 kilometer dari kota Zaria, pusat pemukiman para pengikut mazhab
Ahlulbait dan pusat aktivitas organisasi Harakah Islamiyyah yang berjarak
sekitar 400 kilometer dari ibukota negara, Aboda.
Sabtu, 12 Desember 2015, pukul
15:00, sejumlah pasukan kepolisian tampak mengepung Husainiyyah Baqiyatullah di
kota Zaria yang pada saat itu sedang dipersiapkan untuk kegiatan perayaan
Maulid Rasulullah saw yang akan dimulai pada awal bulan Rabi’ul Awwal yang
biasa dilaksanakan di setiap tahun. Acara perayaan ini biasa dihadiri oleh kaum
lelaki dan perempuan yang berasal dari dalam dan luar kota.
Husainiyyah Baqiyyatullah
merupakan Husainiyyah pertama dan terpenting di Nigeria. Di tempat ini biasa
diselenggarakan program-program dan kegiatan-kegiatan besar. Sebelumnya, pernah
terjadi penyerangan terhadap Husainiyyah ini pada momen peringatan hari
Solidaritas Internasional untuk Al-Quds, satu setengah tahun lalu, dan
melenyapkan nyawa sejumlah peserta kegiatan ini di antaranya tiga orang anak
pemimpin organisasi tersebut.
Setelah dua jam pasukan
militer mengepung Husainiyyah Zaria yang terdiri dari beberapa tingkat itu,
mereka mulai menembakkan senjata hingga menyebabkan puluhan orang dari kalangan
laki-laki, perempuan dan anak-anak meninggal dunia dan sejumlah orang lainnya
terluka.
Ketika kaum perempuan
keluar seraya meneriakkan takbir (Allahu Akbar) dan yel-yel lainnya, pasukan
tentara menggiring sejumlah orang dari mereka ke sebuah pos militer yang mana
kemudian diketahui bahwa mereka telah dibunuh di pos tersebut namun jumlah
mereka tidak diketahui.
Sebelum waktu Magrib,
sekitar pukul 19:00, Husainiyyah Baqiyatullah dikepung secara keseluruhan dan
dilempari geranat sebanyak 5 kali. Akibatnya, sebagian tembok bangunan
Husainiyyah Baqiyatullah hancur.
Pengepungan pun terus
berlangsung, bahkan lebih diperluas hingga meliputi sudut-sudut kota, jalan-jalan
yang menuju ke Husainiyyah, rumah Syekh Ibrahim Zakzaky, area pemakaman
pahlawan Jannatu Daar Ar-Rahmah, dan sebuah bioskop.
Pada malam harinya, mereka
(tentara) mulai menembakkan senjata dan menyerang rumah Syekh Ibrahmi Zakzaky
pada saat shalat Shubuh dan terus berlangsung hingga sekarang.
Hingga saat ini, telah
jatuh banyak korban tewas di antaranya Syaikh Muhammad Mahmud Tori, DR. Mushthofa
Said, dokter pribadi Syekh Ibrahim Zakzaky yang telah mengabdi kepadanya selama
37 tahun, dan sejumlah besar para pejabat penting organisasi serta
korban-korban tewas lain yang diperkirakan jumlah mereka lebih dari 300 jiwa.
Penyerangan-penyerangan
ini menyebabkan kerusakan bangunan Husainiyyah Baqiyatullah dan rumah Syekh
Ibrahim Zakzaky. Dalam penyerangan ini, tentara menggunakan tank-tank baja,
alat-alat militer, dan bom-bom. Selain itu, pasukan tentara pun melakukan
penganiayaan terhadap para peserta acara yang datang dari kota-kota lain dengan
cara menghentikan mobil-mobil mereka lalu membunuh mereka di tempat.
Informasi-informasi
terkait disebarkan secara tidak resmi dikarenakan adanya blokade berlapis
terhadap wilayah penyerangan dan terbunuhnya sejumlah orang yang menjadi para
narasumber berita.
Tentara ini dikenal
memiliki hubungan erat dengan Amerika dan Israel yang tampak jelas sekali di
Nigeria. Diperkirakan operasi ini dijalankan secara independen oleh pihak
militer karena hingga sekarang pemerintah belum menyatakan sikap apapun,
terutama Presiden Nigeria, Muhammad Bukhari, yang telah bertemu dengan Sayyid
Ali Khamenei di Tehran pada dua minggu yang lalu.
Hingga akhir penulisan
laporan ini, kami belum memiliki informasi akurat apapun tentang nasib Syekh
Zakzaky dan Istrinya. Tapi diduga bahwa putra terbesarnya (tertuanya) telah
bergabung dengan kafilah para syahid. Laporan ini ditulis oleh para pelajar
Harakah Islamiyyah Nigeria di Qum Al-Muqaddasah, Iran.
Solidaritas warga India & Indonesia untuk Nigeria.