Robert Venturi dan Arsitektur
Sejak 1960-an, di Amerika
Serikat dan Eropa Barat, terjadi perubahan pemikiran arsitektur modernis.
Sebelumnya, setelah Perang Dunia II, arsitektur modernis di banyak bagian dunia
menjadi tren arsitektur dominan. Tapi kemudian di gedung-gedung modernis segera
mulai lahir bentuk dan model yang menyimpang dan beberapa ide-ide arsitektur
modernis mulai menuai kritik. Pada tahun 1966, arsitek Amerika, Robert Venturi,
mulai memperkenalkan “kompleksitas arsitektur dan kontradiksinya”. Di tahun
1970, oposisi industri konstruksi untuk menjauh dari kecenderungan modernis
lebih kuat. Untuk kecenderungan ini, telah ada nama yang berbeda, seperti
“anti-modernisme”, “setelah modernisme” dan “post-modernisme”.
Robert Venturi telah
menyelamatkan arsitektur modern dari sejenis kebosanan, dan ia mendefinisikan
kembali apa itu seni dalam ranah “arsitektur”. Arsitektur Robert Venturi,
meskipun mungkin tidak seperti sekarang akrab seperti buku-bukunya, membantu
mengarahkan arsitektur Amerika jauh dari modernisme, secara luas dipraktekkan
sering dangkal, pada tahun 1960 untuk pendekatan, desain yang lebih
eksploratif, dan akhirnya eklektik yang secara terbuka menarik pelajaran dari
sejarah arsitektur dan menanggapi dengan konteks sehari-hari dari kota Amerika.
Bangunan Venturi itu biasanya mendekatkan sistem arsitektur, elemen dan
bertujuan, untuk mengakui konflik yang sering melekat dalam suatu proyek atau
situs.
Dengan sikapnya tersebut,
Robert Venturi berkeyakinan akan membentuk hubungan dengan kenyataan dan
kehidupan sehari-hari dan meluaskan kekuasaan. Pada tahun 1972 Venturi
menggaris-bawahi peran dan penggunaan metoda semiotik (lihat bukunya: Learning
from Las Vegas). Dalam buku yang terbit tahun 1972 itu, melalui metode semiotik
Venturi menjelaskan bahwa arsitek harus mempelajari kebudayaan “kiwari” alias
kontemporer daripada mengacuhkannya. Dalam hal ini, ia lebih tertarik terhadap
kualitas dekorasi daripada kerumitan struktur. Menurutnya penekanan simbol
dalam arsitektur harus terpisah dari bangunan.
Robert Venturi menggunakan
asas klasik “arsitektur dapat menyatakan idenya secara struktural tidak hanya
melalui ornamen atau simbol”. Pada pokoknya, arsitek harus mempelajari
kebudayaan kiwari atau kultur mutakhir beserta bangunannya daripada
menghilangkannya. Venturi lebih simpatik dengan dekorasi dan dia
menginterpretasikan arsitektur dengan struktur arsitektural yang bersahaja.
Bagi Venturi, simbol arsitektur harus terpisah dari kenyataan bangunan supaya
semua sukses dan simbol tertuju pada kehidupan kiwari alias kekinian.
Pencampuran antara simbol dan fakta dan instansi ke-kiwari-an adalah kunci dari
alasan dia mengapa tidak pernah merancang dalam gaya historik yang
lurus/langsung, karena dia menganggapnya terlalu mudah. Dan di tahun 1975,
Venturi menerima aliran klasik dalam bangunannya dan membuatnya sebagai wakil
dari seluruh bangunan dan karya arsitekturnya.
Ia menyatakan: “Architects
can no longer afford to be intimidated by the pruitanically moral language of
orthodox Modern architecture. I like elements which are hybrid rather than
“pure”, compromising rather than “clean”, distorted rather than
“straightforward”, ambiguous rather than “articulated”, perverse as well as
impersonal, boring as well as “interesting”, “conventional” rather than
“designed”, accomodating rather than excluding, redundant rather than simple,
vestiglal as well as innovating, inconsistent and equivocal rather than direct
and clear”.
Secara umum Arsitektur
Postmodern lahir karena beberapa hal, yang antara lain Arsitektur Modern
dipermalukan karena tidak begitu menghargai sejarah ,kemudian terjadinya
Gerakan Internasional Mahasiswa di berbagai negara dengan tujuan secara umum
yang sama, yaitu menuntut kebebasan karena sebelum masa pemberontakan tersebut
pada umumnya pusat-pusat intelektual /sekolah-sekolah secara politik dikuasai
pemerintah, sehingga melalui gerakan mahasiswa ini kemandirian mahasiswa
dihargai. Kemudian tumbuhnya peristiwa kebudayaan dalam gaya hidup dan
munculnya demonstrasi orang tua yang menurut mereka orang-orang modern bisanya
cuma merusak bukan memelihara.
Aliran “Late Modern” itu
sendiri merupakan aliran Modern karena pada dasarnya hanya mengolah segi bahan,
tampak dan struktur bangunan, sedangkan Postmodern suatu mutasi karena mencoba
memasukkan kembali nilai-nilai sejarah dan yang tradisional dalam arsitektur,
suatu hal yang sebelumnya sangat ditentang Modernisme. Di sini, sebagaimana
telah dinyatakan sebelumnya, Postmodernisme timbul pada saat aliran Modern
sudah mencapai klimaks pertumbuhannya dan sebagai suatu aliran baru yang
merupakan perubahan dramatis arsitektur Modern dan Internasional Style.
Tepat di sini lah, slogan
‘Less is More‘ diubah menjadi ‘Less is Bore‘ oleh Robert Venturi. Sebenarnya,
istilah Postmodern pertama kali dikatakan oleh Arnold Toynbee, tetapi bukan
dalam konteks Arsitektur. Kemudian dipindahkan dalam konteks Arsitektur oleh
Arsitek Joseph Hudnut pada tahun 1949 dan kemudian Geoffrey Barraclouyh
(sesudah Toynbee), yaitu untuk menggambarkan suatu jaman yang penuh dengan
keanekaragaman dalam peradaban yang saling berdampingan satu dengan yang
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar